MADIUN - Angka kemiskinan di Kota Madiun semakin turun. Angka kemiskinan di Kota Pendekar di angka 4,76 persen di 2022. Capaian itu mencatatkan Kota Madiun di posisi terendah keempat di Jawa Timur. Pun, capaian itu jauh lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang di angka 5,09 persen. Artinya, ada penurunan kemiskinan sebesar 0,33 persen di Kota Madiun.
‘’Tingkat kemiskinan ekstrem juga turun. Penduduk miskin ekstrem di angka 0,30 persen pada 2022 lalu. Kalau dari kemiskinan ekstrem kita diurutan kedua terbawah di Jawa Timur,’’ kata Kepala Bidang Perencanaan Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bapelitbangda Kota Madiun, Elita Mardiani, Senin (6/3).
Biarpun begitu, garis kemiskinan di Kota Madiun sejatinya cukup tinggi. Yakni, mencapai Rp 551 ribu lebih perkapita perbulan. Artinya, orang dengan penghasilan Rp 500 ribu ke bawah perbulannya termasuk pendudukan miskin. Sedang, penduduk miskin esktrem diukur dengan menggunakan ‘absolut poverty measure’ yang setara dengan Rp 322 ribu lebih perkapita perbulan. Batasan itu disebut Elita masih cukup tinggi dibanding daerah sekitar.
‘’Garis kemiskinan setiap daerah itu kan berbeda. Ada yang garis kemiskinannya di angka Rp 400 ribuan. Artinya, penduduk ini termasuk miskin di Kota Madiun, tetapi tidak di daerah lain,’’ ungkapnya.
Capaian itu juga mengantarkan Kota Madiun di peringkat empat terendah tingkat kemiskinan di Jawa Timur. Sedang untuk miskin ekstrem, Kota Madiun berada di peringkat kedua terendah di Jawa Timur. Elita menyebut tingkat kemiskinan ekstrem ini ditargetkan nol persen atau tidak ada sama sekali di 2024.
‘’Tentu saja ada banyak upaya ya. Tidak hanya di satu OPD tertentu, tetapi dari beberapa OPD sekaligus,’’ jelasnya.
Elita mencontohkan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan beragam bantuan sosialnya. Mulai BPNT, BLTD, bansos air, bantuan khusus lansia, dan lain sebagainya. Sementara itu, Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, dan UKM hadir dengan jaminan sosial pekerja sektor informalnya. Selain itu, Dinas Pendidikan juga hadir dengan bantuan seragam gratis dan program pinjam pakai laptop. Hal itu tentu juga turut meringankan beban masyarakat dari urusan pendidikan.
‘’Ada juga program dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian terkait bantuan pupuk serta Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB dengan Warung Stop Stunting. Artinya, kemiskinan ini benar-benar kita keroyok penanganannya,’’ jelasnya.
Selain itu, berbagai upaya lain juga terus dilakukan untuk menekan kemiskinan. Salah satunya melalui program Madiun Membangun Sejahtera Bersama Warga (Mbangun Swarga). Ini dimulai dari penyiapan aplikasi dan database terintegrasi, survei dan verifikasi, serta penetapan sasaran kemiskinan. Harapannya, berbagai program khususnya bantuan bisa tepat sasaran.
Karenanya, tak heran angka kemiskinan di Kota Madiun juga semakin turun. Selain itu, Pemerintah Kota Madiun juga getol memberikan fasilitas agar masyarakat berdaya. Salah satunya, melalui program lapak UMKM kelurahan. Melalui lapak-lapak tersebut harapannya memunculkan pelaku UMKM baru sekaligus mengangkat derajat ekonomi mereka.
‘’Seperti yang disampaikan bapak wali kota, bahwa orang lapar jangan dikasih nasi. Nasinya habis lapar lagi. Orang lapar diberi cara mencari nasi, maka akan kenyang terus. Karena itu, kita juga berupaya mengentaskan kemiskinan ini tidak hanya melalui bantuan, tetapi juga mendorong masyarakat agar bisa mandiri dan perlahan lepas dari garis kemiskinan,’’ pungkasnya. (vincent/yashinta/agi/madiuntoday)
2024 © Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Madiun